Juli 2011,
Mia Diwasasri
Sejak lama seni dimanfaatkan sebagai instrumen atau saran individu untuk mengenali identitas. Kendati demikian, tak jarang seniman sampai pada sebuah pemahaman bahwa seni tidak selamanya menunjukkan arah yang stabil dalam soal tersebut. Kenyataan inilah yang membuat karya-karya seni mencerminkan sebuah simtom akan keterbelahan identitas. Maka tidak heran apabila identitas yang terbelah ini diidap seniman dan, alih-alih ditolak, seniman justru merayakannya. Impuls dari musik, dorongan bahwa sadar, kebimbangan-kebimbangan dalam mencermati identitas menjadikan karya-karya dalam pameran ini akhirnya bisa kita nilai sebagai “psikobiografi” Mia. Dengan begitu, Mia tidak saja mengungkap pengalaman-pengalamannya dalam menjalani kehidupan, tetapi karya-karyanya juga merupakan provokasi dan /atau suatu proyeksi fantasi tak sadar yang berusaha memberi arti pada pengalaman estetikanya. Akan tetapi, semua itu dilakukan, sedemikian rupa, sehingga kualitas formal dari pengalaman-nya terhadap bentuk, tekstur, dan warna menjadi apa yang kemudian kita alami sebagai sumber perasaan yang paling mengganggu dan cenderung neorotik. Oleh karena itu, dalam beberapa hal, karya-karyanya mengubah realitas menjadi fantasi sekaligus halusinatif.
Dalam kasus ini, karya-karya Mia mengajak kita memikirkan kembali soal “pengalaman keindahan” dari sisi yang lain, yaitu apa yang disebut dengan “pengalaman keburukan” di mana harapan akan keindahan secara radikal terganggu. Bukannya resonansi, tetapi disonansi. Harmoni dan keutuhan diganti oleh konflik dan disintegrasi. Dengan kata lain, “pengalaman keburukan” adalah aspek dari pengalaman yang mengarah ke gangguan atau menghancurkan struktur formal atau pengalaman estetika (keindahan). Cara melihat dari sisi yang lain ini membuat kita mewaspadai gejala-gejala penciptaan seni di Indonesia, yaitu bahwa tidak semua seni yang diciptakan bertujuan untuk mencapai nilai akan keindahan. Bahwa akan selalu ada seni-seni yang menghadirkan rasa cemas dan mengganggu pemirsanya.
Aminudin TH Siregar.
Agenda Pameran ;
Bone Apetit : Jumat, 22 Juli 2011, Pukul 19.30 WIB, undangan khusus.
Opening : Sabtu, 23 Juli 2011, Pukul 15.00 WIB, terbuka untuk UMUM
Workshop Anak : Minggu, 7 Agustus 2011, pukul 11.00 -13.00 WIB
"Workshop Cat Air " bersama Mia Diwasasri (Undangan Khusus)
Selama pameran NO NEED TO ARGUE, ruang perpustakaan s.14 juga mempunyai beberapa program berikut;
6 to 5 : Pameran Drawing " BENCI MENUNGGU " oleh Anto Arief
7 " : Kompilasi video dari Isha Hening
Bedah Karya dan Kopi Sore bersama Isha Hening & Anto Arief;
Minggu, 7 Agustus 2011, Pukul 15. 00 WIB - selesai ( Buka Puasa Bersama )
Program 6 to 5 adalah program pameran gambar/drawing bulanan pada ruang kosong di sudut ruang perpustakaan s.14 berukuran 60 cm x 50 cm, terbuka untuk Umum. Kerjasama dengan Videolab (http://videolab.blogspot.com) menghasilkan program 7" yaitu program screening karya video bulanan pada Layar LCD DVD 7 inch yang terpasang pada salah satu sudut ruang perpustakaan s.14, terbuka untuk Umum.
Ruang pamer s.14 dan ruang perpustakaan s.14 buka setiap hari, Selasa - Jumat, 10.00 WIB - 17.00 WIB, Sabtu dan Minggu by appointment, Senin TUTUP.
Profil Seniman ;
Mia Diwasasri, dimana nama sebelum menikah Mia Sumiarni, lahir di Bandung, 5 Mei 1975. Lulus dari FSRD ITB jurusan Seni Keramik pada tahun 1999. Pernah menjadi staff pengajar asisten FSRD ITB 1999-2001. Aktif bekerja dan mengikuti beberapa workshop seperti bekerja pada studio Heyi Makmun pada 1997-1997 sebagai tim elemen estetik, pada 1998 mengikuti workshop manajemen seni bersama Christine Clark dari Queensland Gallery, Australia, pada 1997 – 2001 membuka workshop keramik untuk umum. Sejak 2000 sampai saat ini bekerja pada Mahidhara Creative Consultant, pengajar Club Drawing Titik Oranje, lalu menjadi fasilitator paruh waktu khusus Bidang Seni pada Autism Syndrome Disorder dan sejenisnya.
Anto Arief, lahir di Jakarta, 10 Februari 1979. Lulus dari Desain Produk FSRD ITENAS Bandung, adalah vokalis/gitars yang sedang dalam proses merilis debut album bandnya ‘70’s Orgasm Club’. Pernah bekerja pada beberapa lembaga seperti Senior Editor RIPPLE Magazine, desainer CELTIC/MONIK, SCANDAL Studio, dan penyiar OZ Radio Bandung. Selain itu ia juga aktif menulis di blognya dan websitenya. Belakangan mencoba aktif berkarya dan berpameran setelah project Groovin Mixtape Project-nya dipamerkan di Belanda bulan Mei kemarin.
Isha Hening lahir di Jakarta, 3 Agustus 1986 merupakan lulusan Desain Komunikasi Visual – Multimedia FSRD ITB 2004. Dikenal sebagai motion graphis designer / VJ director Jakarta. Aktif mengikuti screening sejak tahun 2007 – saat ini; One
Minute Video 2007, Jakarta International Film Festival (JiFFest) 2008, V International Women Film Festival 2010, Creative Video Battle LFM ITB 2009, Nu Substance 2009: Resonance Exhibition, Goelali Children's Film Festival 2009, I've Seen Film International Film Festival 2009 Italy, Festival Film Pendek Konfiden (Konfiden Short Film Festival) 2009, Lagu Gambar Gerak Roadshow 2010. Selain itu ia juga aktif melakukan proyek di gigs dan live performance dan beberapa proyek video musik.